Mobil kepresidenan adalah mobil yang digunakan oleh presiden
atau pemimpin suatu negara.Pada umumnya sebuah mobil presiden memeliki
didalm body kendaraannya.Setiap pemimpin negara pada umumnya memiliki
kendaraan dinas yang digunakan untuk keperluannya baik untuk kegiatan
resmi, penyambutan tamu negara atau kegiatan-kegiatannya. Kendaraan yang
digunakan umumnya memenuhi standar teknis seperti handal, tangguh, dan
aman serta layak (dari segi kenyamanan) meski tingkatan yang dimilikinya
berbeda satu-sama lain bergantung kemampuan suatu negara.
Kendaraan yang biasanya digunakan adalah tipe Mercedes Benz yang sudah dilengkapi standar teknis tambahan yang dibutuhkan seperti kaca anti peluru, sistem komunikasi
dan lain-lain. Selain Mercedes Benz, seringkali menggunakan merek-merek
lain yang digunakan dan umumnya merek yang digunakan dapat diproduksi
di dalam negeri sendiri sekaligus memacu industri otomotif dalam negerinya seperti Volvo, Toyota, Jaguar, dan Lincoln, bahkan buatan lokal lain seperti Tata (India) dan Proton (Malaysia).
Dalam perjalanannya, mobil-mobil tersebut juga memiliki nilai dalam
sejarah negara masing-masing. Seperti mobil Limousine bak terbuka yang
ditumpangi John F. Kennedy saat ditembak Le Harvey Oswald yang menewaskannya.
Di Indonesia, mobil bernilai sejarah saat ini disimpan di Museum Gedung Joang 45 Menteng 31, Jakarta. Diantaranya adalah Mobil Buick-8 dan DeSoto sebagai kendaraan dinas pertama Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama Soekarno dan Mohammad Hatta.
Mobil Buick-8
Mobil Buick-8, buatan Buick adalah Mobil Kepresidenan Republik Indonesia
yang pertama digunakan pada masa setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Digunakan sebagai kendaraan Dinas Presiden RI pertama
Soekarno terutama dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
antara 1945-1949.
Kisah mobil ini menjadi mobil kepresidenan cukup menarik. Mobil ini
ditemukan pada tahun 1945 di belakang kantor Departemen Perhubungan Masa Pendudukan Jepang (Sekarang kantor Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Jalan Merdeka Timur, Jakarta) oleh Sudiro, ketua Barisan Banteng.
Ia sendiri paham bahwa mobil Buick-8 itu tidak hanya sembarang mobil,
konon mobil itu adalah mobil terbagus di Jakarta saat itu. Tokoh pejuang
Kemerdekaan Indonesia tersebut lantas mendekati sopirnya dan
membujuknya pulang ke kampungnya di Kebumen,
meminta kunci dan mempersembahkannya kepada Presiden Soekarno, sebagai
kendaraan yang dirasa pantas untuk dinasnya sebagai Presiden dengan
nomor polisi Rep-1.
Mobil ini, modelnya masih tampak berwibawa dan mengesankan meski
berumur puluhan tahun. Ada selembar kaca yang memisahkan penumpangnya
dengan pengemudi yang dapat dibuka dengan sebuah tuas yang diputar.
Mobil ini adalah mobil type Limited-8, mobil utama Buick yang
dikeluarkan pada 1939 dengan kapasitas 320 ci atau 5247 cc. Bukan Buick
biasa yang dikeluarkan pada tahun 1931.
Selain Mobil Buick-8, Mobil dinas Presiden Soekarno antara lain Cadillac 75, Mercedes-Benz 600, GAZ 13 , Zil 111, Lincoln Cosmopolitan (limosin cabrio) dan Chrysler Imperial. Tipe Imperial 38 ini, bernomor polisi B 9105, yang juga digunakan presiden Soekarno, hadiah dari Raja Arab Saudi
ini terdapa cacat di spatbor kiri mobil dan kaca belakangnya, yang
dipertahankan sebagai bukti sejarah, ketika Presiden Soekarno menjemput
anak-anaknya yang bersekolah di Perguruan Cikini, mobil ini selamat dari ledakan granat yang dikenal sebagai Peristiwa Cikini, dan salah seorang penumpangnya kemudian menjadi Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
DeSoto 1942
Mobil DeSoto keluaran 1942 ini digunakan wakil persiden RI, Mohammad
Hatta. Berbeda dengan mobil Buick-8 yang merupakan hasil temuan di
jalan, mobil ini hadiah dari pengusaha Djohan Djohor,
pengusaha sukses di Jakarta masa itu dengan maksud untuk membantu
memobilisasi perjuangan disamping menghindari perampasan dari pihak
Pendudukan Jepang di Indonesia. Mobil inilah yang digunakan Mohammad
Hatta dalam melaksanakan jabatannya sebagai Wakil Presiden baik di
Jakarta maupun Yogyakarta.
Mobil ini sempat berpindah tangan dan oleh pemiliknya digunakan sebagai
angkutan umum (oplet). Namun kemudian dibeli kembali oleh Mohammad
Hatta dan direstorasi kembali dengan bantuan pengusaha Hasyim Ning.
Itulah sebabnya mobil yang bernomor polisi Rep-2 ini, yang sudah
menggunakan transmisi otomatis kondisinya tidak sebaik Buick-8 Rep-1
itu. Pada mobil ini, seperti buick-8, terdapat sekat kaca yang
memisahkan sopir dengan para penumpangnya. Berbeda dengan Buick-8 yang
masih bisa digunakan, mobil DeSoto ini sudah tidak bisa digunakan lagi.
Sekarang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sering sekali dilihat menggunakan
Mercedes-Benz S600 keluaran 1994 yang dikelir baja anti peluru, yang
sudah digunakan sejak tahun 1995 oleh Alm. Presiden Suharto. Dalam
kondisi tertentu, seperti contoh ke luar kota atau banjir, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sering dilihat menggunakan mobil pribadinya,
yaitu BMW X5 berarmor. Sejak awal tahun 2009, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah menggunakan mobil Mercedes-Benz S600 keluaran tahun
2008, dan mobil Mercedes yang lama dijadikan cadangan.
No comments:
Post a Comment